NAMA KELOMPOK
KELAS 9F :
Ø CHOIRIYAH ( 03 )
Ø MUH.IQBAL A. ( 06 )
Ø TERRY SURYA ( 17 )
Ø TRI KRISNA P ( 18 )
Ø FAHRIS ( 26 )
Ø MIFTACHUR R. ( 33 )
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
atas limpahan rahmat dan hidayah-nya, Sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
tentang cara pembuatan tempe. Dan ucapan terima kasih kepada bu Ana yang telah
memberikan tugas pembuatan bioteknologi supaya kami bisa mengetahui lebih dalam tentang bioteknologi konvensional ini, dan juga
bimbingan dari bu Wahyu dalam penyusunan kerangka
laporan ini sampai penulisan laporan dari semua itu tentu orang tua kami yang
mendukung secara materil maupun do’a terselesaikannya laporan ini
Laporan ini dibuat untuk
memberikan informasi tentang proses pembuatan tempe sehingga dapat memberikan pengetahuan
dasar, peningkatan keterampilan, untuk memulai usaha dalam bidang makanan.
Selain itu laporan ini
diharapkan dapat membantu kita dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yaitu Bioteknologi
Konvensional pada makanan tempe. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan bisa dipraktekan di rumah.
Malang , 5 November 2013
penyusun
PENDAHULUAN
Definisibioteknologi
Bioteknologi berasal
dari kata bio (hidup) dan teknologi, dari kedua kata tersebut, bioteknologi didefinisikan
sebagai teknologi yang memanfaatkan organism (makhluk hidup) untuk menghasilkan
produk atau jasa yang bermanfaat bagi manusia, pada umumnya adalah berupa mikroba
Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme
sebagai alat untuk menghasilkan produk dan jasa, misalnya jamur dan bakteri
yang menghasilkan enzim enzim tertentu untuk melakukan metabolism sehingga diperoleh
produk yang diinginkan. Sedangkan bioteknologi modern adalah bioteknologi yang menggunakan
teknik rekayasa genetika, seperti DNA rekombin.DNA rekombinan yaitu pemutusan dan
penyambungan DNA, dengan cara kultur jaringan, cloning, danfusi sel.
Bioteknologi Modern adalah bioteknologi yang menggunakan peralatan-peralatancanggih,
pada proses ini dilakukan dengan cara memanipulasi terhadap susunan genetic
mikroba yang di manfaatkan, misalnya pemotongan atau penyisipan gen, selainitu biotek
nologi ini dilakukan dalam keadaan steril, produknya lebih berkualitas, dan menghasilkan
produk dalam jumlah besar
Perkembangan bioteknologi
ini sejalan dengan perkembangan dan penemuan yang diawali dengan penemuan struktur
DNA oleh Watsondan Crick pada tahun 1953
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi sederhana. Bioteknologi
ini mempunyai beberapa manfaat yaitu :
1. Meningkatkan nilai gizi dari produk–produk makana
dan minuman
2. Menciptakan sumber makanan baru, misalnya dari
air kelapa dan dapat diciptakan makanan baru yaitu nata de coco
3. Dapat membuat makanan yang tahan lama,
misalnya asinan
4. Secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian
rakyat karena bioteknologi sederhana tidak banyak membutuhkan biaya sehingga masyarakat
kecil bisa melakukannya dan menjualnya untuk keperluan hidup sehari-hari.
ANALISIS PEMBAHASAN
Cara Pembuatan Tempe
Bahan-Bahan
:
1.
Kacang kedelai.
2.
Ragi.
3.
Air bersih.
Alat-Alat
:
1.
Mesin penggiling.
2.
Bak Pencucian.
3.
Ebor/tempat kedelai.
4.
Tempat cetak/leleran.
1.
Perebusan pertama ½ matang kurang lebih ½ jam sampai 1 jam.
Pada tahap awal pembuatan tempe, biji kedelai direbus.
Tahap perebusan ini berfungsi sebagai proses hidrasi,
yaitu agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin. Perebusan juga dimaksudkan
untuk melunakkan biji kedelai supaya nantinya dapat menyerap asam pada tahap perendaman.
2.
Pemecahankedelai (penggilingan).
Kulit biji kedelai dikupas pada tahap pengupasan
agar miselium berfungsi dapat menembus biji kedelai selama proses fermentasi.
Pengupasan dapat dilakukan dengan tangan, diinjak-injakdengan kaki, ataudengan alat
pengupas kulit biji.
3.
Pemisahan antara kulit dan biji kedelai dengan cara dilembang.
4. Perendamankuranglebih 5 jam, ganti air 7 sampai 8 jam
Setelah dikupas, biji kedelai direndam. Tujuan
tahap perendaman ialah untuk hidrasi biji kedelai dan membiarkan terjadinya fermentasi asam laktat secara alami agar diperoleh keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fungi. Fermentasi asam laktat
terjadi dicirikan oleh munculnya bau asam dan buih pada air rendaman akibat pertumbuhan
bakteri Lactobacillus. Bila pertumbuhan bakteri
asam laktat tidak optimum (misalnya di negara-negara subtropis, asam perlu ditambahkan pada air rendaman. Fermentasi asam laktat
dan pengasaman ini ternyata juga bermanfaat meningkatkan nilai gizi dan menghilangkan
bakteri-bakteri beracun.
5. Pencucian sampai bersih hingga air terlihat bening.
Proses pencucian akhir dilakukan untuk menghilangkan
kotoran yang mungkin dibentuk oleh bakteri asam laktat dan agar biji kedelai tidak
terlalu asam. Bakteri dan kotorannya dapat menghambat pertumbuhan fungi.
6.
Perebusan kedua minimal 4 jam.
Perebusan kedua ini dilakukan untuk mematangkan kedelai sehingga siap untuk
diolah menggunakan ragi tempe.
7. Ditiriskan kurang lebih 8 sampai 9 jam.
Proses ini ditujukan untuk menghilangkan air yang ada dalam kedelai, untuk memberiragi, karena ragi tidak akan meresap jika kandungan air dalam kedelai terlalu tinggi.
Proses ini ditujukan untuk menghilangkan air yang ada dalam kedelai, untuk memberiragi, karena ragi tidak akan meresap jika kandungan air dalam kedelai terlalu tinggi.
8. Peragian/Inokulasi.
Inokulasi dilakukan dengan penambahan
inokulum, yaitu ragi tempe atau laru. Inokulum dapat berupa kapang
yang tumbuh dan dikeringkan pada daun waru atau daun jati (disebut usar;
digunakan secara tradisional), spora kapang tempe dalam medium tepung (terigu,
beras, atautapioka; banyak dijual di pasaran), ataupun kultur R. oligosporus murni (umum digunakan oleh
pembuat tempe di luar Indonesia). Inokulasi dapat dilakukan dengan cara,
yaitu penebaran inokulum pada permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan dikeringkan,
lalu dicampur merata sebelum pembungkusan.
9. Pencetakan/pengemasan, tunggu kurang lebih 36 jam.
Setelah diinokulasi, biji-biji kedelai dibungkus
atau ditempatkan dalam wadah untuk fermentasi. Berbagai bahan pembungkus atau wadah
dapat digunakan (misalnya daun pisang, daun waru, daun jati,
plastik, gelas, kayu, dan baja), asalkan memungkinkan masuknya udara karena kapang
tempe membutuhkan oksigen untuk tumbuh. Bahan pembungkus dari daun atau plastic
biasanya diberi lubang-lubang dengan cara ditusuk-tusuk.
Biji-biji
kedelai yang sudah dibungkus dibiarkan untuk mengalami proses fermentasi. Pada proses ini kapang tumbuh pada permukaan dan menembus biji-biji
kedelai, menyatukannya menjadi tempe. Fermentasi dapat dilakukan pada suhu
20 °C–37 °C selama 18–36 jam. Waktu fermentasi yang lebih singkat biasanya
untuk tempe yang menggunakan banyak inokulum dan suhu yang lebih tinggi,
sementara proses tradisional menggunakan laru dari daun biasanya membutuhkan waktu
fermentasi sampai 36 jam.
10. Hasil akhir (Tunggu dua hari)
BAB 2
CARA
PEMBUATAN TEMPE
Perebusan pertama ½ matang kurang lebih ½ jam-1 jam
Pada
tahap awal pembuatan tempe, biji kedelai direbus. Tahap perebusan ini berfungsi
sebagai proses hidrasi, yaitu agar biji kedelai menyerap air
sebanyak mungkin. Perebusan juga dimaksudkan untuk melunakkan biji kedelai supaya
nantinya dapat menyerap air sampai pada tahap perendaman.
Perebusan minimal 2 jam
Perebusan kedua ini dilakukan untuk mematangkan kedelai sehingga siap untuk diolah menggunakan ragi tempe dilakukan Azka.
Ditiriskankuranglebih 1-2 jam
Inokulasi dilakukan dengan penambahan inokulum, yaitu ragi tempeatau laru.Inokulum dapat berupa kapang yang tumbuh dan dikeringkan pada daun waru atau daun jati (disebut usar; digunakan secara tradisional), spora kapang tempe dalam medium tepung (terigu, beras, atau tapioka; banyak dijual di pasaran), ataupun kultur R. oligosporus murni (umum digunakan oleh pembuat tempe di luar Indonesia). Inokulasi dapat dilakukan dengan cara, yaitu penebaran inoculums pada permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan dikeringkan, lalu dicampur merata sebelum
pembungkusan
dikejakan oleh terry, tri krisna, iqbal
Pencetakan/pengemasan,tunggu kurang lebih
36 jam
Setelah diinokulasi, biji-biji kedelai dibungkus
atau ditempatkan dalam wadah untuk fermentasi. Berbagai bahan pembungkusan atau wadah dapat digunakan (misalnya daun pisang, daun waru, daun jati,
plastik, gelas, kayu, dan baja), asalkan memungkinkan masuknya udara karena kapang
tempe membutuhkan oksigen untuk tumbuh. Bahan pembungkus dari daun atau plastik
biasanya diberi lubang-lubang dengan cara ditusuk-tusuk.
Biji-biji kedelai yang
sudah dibungkus dibiarkan untuk mengalami proses fermentasi. Pada proses ini kapang
tumbuh pada permukaan dan menembus biji-biji kedelai, menyatukan yang menjadi tempe. Fermentasi dapat dilakukan pada suhu 20 °C–37 °C
selama 18–36 jam.Waktu fermentasi yang lebih singkat biasanya untuk tempe yang
menggunakan banyak inoculums dan suhu yang lebih tinggi, sementara proses
tradisional menggunakan laru dari daun biasanya membutuhkan waktu fermentasi sampai
36 jam. Pencetakan dilakukan oleh choiriyah,
azka.
by. http://terrysurya.blogspot.com
by. http://terrysurya.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar